Masih Ada Sajadah Untuk Bersujud


 Tempat Kabar, Ruangan Hati - Kalimat ini saya dengar dari satu acara semacam stand up comedy dalam suatu stasiun tv swasta. Comic yang menjelaskan kalimat itu dengan maksud melucu serta membuat orang ketawa, serta faktanya banyak pemirsa di studio yang melihat acara itu ketawa waktu dia mengatakan kalimat itu, tetapi tidak dengan saya.

Ibra Masih Sangat Garang di Milan

Masih Ada Sajadah Untuk Bersujud Saya tiba-tiba ingat tausiyah dari KH Abdullah Gymnastiar, atau yang sering dipanggil AA Gym. Beliau menjelaskan jika tanpa peruntungan yang besar sekali dalam kehidupan ini, kecuali bertumpu pada Allah. Dengan yakini jika memang Allah-lah yang kuasai segalanya, mutlak, tidak ada satu sela juga yang lepas dari kekuasaan Allah SWT, tidak ada satu noktah sekecil apa saja yang lepas dari pegangan Allah. Keseluruhan, prima, segalanya Allah yang membuat, Allah-lah yang mengatur, Allah yang kuasai. Serta masih ada sajadah untuk bersujud.


Waktu tidak ada lagi pundak untuk bertumpu, masih ada sajadah untuk bersujud


Mengenai kita, manusia, dikasih kebebasan untuk pilih. Kekuatan baik serta kekuatan jelek sudah diberi, kita tinggal pilih mana yang akan kita bangun dalam kehidupan ini. Oleh sebab masih ada sajadah untuk bersujud, karena itu jangan salahkan siapa saja kalau kita termasuk juga berkepribadian jelek serta tersuruk, tetapi kita sendiri yang pilih jadi jelek, Naudzubillah.


Sedang peruntungan buat beberapa orang yang bertumpu cuma pada Allah. Ini membuat dunia ini, atau siapa saja, terlalu kecil menjadi sandaran untuknya. Karena, seorang yang bertumpu pada suatu tiang akan takut tiangnya diambil, sebab ia akan terguling, akan jatuh. Tetapi masih ada sajadah untuk bersujud. Bertumpu pada satu bangku, takut kursinya diambil. Demikianlah beberapa orang yang cemas dalam kehidupan ini sebab ia bertumpu pada posisinya, bertumpu pada hartanya, bertumpu pada pendapatannya, bertumpu pada kemampuan fisiknya, bertumpu pada depositonya atau sandaran-sandaran yang lain.


Walau sebenarnya, pada apa saja kita bertumpu, akan gampang sekali buat Allah untuk ambil atau mengambilnya dari kehidupan kita. Tetapi, kalau kita cuma bertumpu pada Allah, yang kuasai tiap insiden, insya Allah tidak akan cemas. Apalagi masih ada sajadah untuk bersujud.


Kedudukan diambil, tidak masalah, sebab agunan dari Allah tidak bergantung kedudukan. Apa berarti kita dikasih kedudukan, posisi di kantor, di universitas, tetapi posisi itu justru memperbudak kita, serta sering menjerumuskan serta mengejekkan kita. Kita melihat beberapa orang tersuruk nista sebab kedudukannya. Meskipun masih ada sajadah untuk bersujud, bila kita tergantung pada posisi atau kedudukan, kita tetap akan menerus takut kehilangan. Mengakibatkan, kita akan berupaya mati-matian untuk amankannya serta kadang sikap kita jadi jauh dari kearifan.


Tetapi buat orang yang bertumpu cuma pada Allah, masih ada sajadah untuk bersujud, serta dengan tulus dia akan menjelaskan, "ya, silakan..., buat apa buat saya kedudukan, jika kedudukan itu tidak dekatkan pada Allah, tidak membuat saya terhormat dalam pandangan Allah?".


Tidak apa-apa kedudukan kita kecil dalam pandangan manusia, tetapi besar dalam pandangan Allah sebab kita bisa mempertanggungjawabkannya. Tidak apa-apa kita tidak memperoleh pujian, penghormatan dari makhluk tetapi memperoleh penghormatan yang besar dari Allah, hingga masih ada sajadah untuk bersujud. Yakinlah meskipun kita punyai upah 10 juta, tidak susah buat Allah hingga kita punyai keperluan 12 juta. Kita punyai upah 15 juta tetapi oleh Allah dikasih penyakit dengan harga 16 juta, telah tekor itu.


Oleh karenanya, jangan bertumpu pada upah atau bertumpu pada tabungan. Kita masih ada sajadah untuk bersujud. Punyai tabungan uang, gampang buat Allah untuk ambilnya. Cukup saja dibikin kepentingan hingga kita harus mengubah serta semakin besar dari tabungan kita. Untuk Allah, tidak ada yang perlu kita gantungi kecuali cuma Allah saja, sebab masih ada sajadah untuk bersujud. Punyai Bapak seorang petinggi, punyai kekuasaan, gampang buat Allah untuk memberi penyakit yang membuat bapak kita tidak dapat lakukan apa saja, hingga kedudukannya harus selekasnya diganti.


Punyai suami gagah perkasa. Demikian kokohnya, lalu kita merasakan aman dengan bertumpu padanya, jangan, sebab masih ada sajadah untuk bersujud.Apa susahnya buat Allah untuk bikin si suami muntaber, akan susah berkelahi atau beladiri pada kondisi muntaber. Atau Allah mengirim nyamuk Aides aegipty betina, lalu menggigitnya hingga terkena demam berdarah, karena itu lemahlah dianya. Jangankan untuk bela seseorang, bela dirinya juga susah, meskipun dia seorang jago beladiri karate. Untunglah kita masih ada sajadah untuk bersujud. Demikian juga Otak pintar, tidak wajar membuat kita tergantung pada otak kita. Cukup hanya kepleset mencapai kulit pisang selanjutnya jatuh dengan kepala sisi belakang mengenai tembok, dapat geger otak, koma, serta mati.


Makin kita tergantung pada suatu hal, makin diperbudak. Yakinlah, masih ada sajadah untuk bersujud. Oleh karenanya beberapa istri jangan begitu tergantung pada suami. Sebab suami bukan pemberi rizki, suami cuma salah satunya jalan rizki dari Allah, suami setiap waktu dapat tidak berkapasitas. Waktu suami ke kantor, serta masih ada sajadah untuk bersujud, karena itu sebaiknya istri menitipkannya pada Allah. "Wahai Allah, Engkaulah penguasa suami saya. Titip matanya supaya teratasi, titip hartanya seandainya ada porsi rizki yang halal karunia buat kami, bimbing agar dia dapat usaha dijalan-Mu, sampai bertemu dengan porsi rizkinya pada kondisi barokah, tetapi jika tidak ada rizkinya, tolong diselenggarakan ya Allah sebab Engkaulah yang Maha Pembuka serta Penutup Rizki, buat jadi kerjanya jadi amal shaleh".


Insya Allah suami pergi kerja di back up oleh doa si istri, subhanAllah. Satu keluarga yang serius menumpukan dianya cuma pada Allah, sebab masih ada sajadah untuk bersujud. Yang hatinya bundar tanpa sela, tanpa retak, tanpa lubang sedikitpun. Bundar, keseluruhan, penuh hatinya cuma pada Allah, karena itu akan dicukupi semua kebutuhannya, serta masih ada sajadah untuk bersujud. Allah Maha Pencemburu pada hambanya yang tergantung pada makhluk, ditambah lagi tergantung pada beberapa benda mati. Tidak mungkin? Sedang tiap makhluk ada pada kekuasaan Allah, serta masih ada sajadah untuk bersujud.


Oleh karenanya harus buat kita untuk terus-terusan meminimalisir ketergantungan pada kecuali Allah. Mengucapkan syukur masih ada sajadah untuk bersujud. Sebab semakin banyak tergantung pada suatu hal apa saja kecuali Allah, bersiap saja semakin banyak sedih. Karena itu, seharusnya cuma pada Allah SWT sajalah kita gantungkan, kita menumpukan segala hal, serta sesekali tidak pada lainnya, insya Allah.


Popular posts from this blog

Johnny Depp's canines reveal developing concepts of pet ‘citizenship

the process of knowledge generation

Sekilas Tentang Everton F.C